Seperti kita ketahui bersama melalui pemberitaan di media massa dan sosial media, tentang dibangunnya Terminal 3 (T3) Ultimate di Bandara Soekarno Hatta yang konon kabarnya kemegahannya mampu menyaingi bandara-bandara besar kelas dunia seperti Changi, KLIA, Dubai, Hamad-Doha dan lainnya.
T3 Ultimate ini sudah santer diberitakan dan dibicarakan bahkan sebelum benar-benar resmi digunakan. Dulu pernah tersiar T3 Ultimate akan digunakan menyambut musim liburan lebaran 2016. Namun setelah melalui serangkain cek dan uji coba, akhirnya T3 Ultimate baru benar-benar bisa digunakan per tanggal 9 Agustus 2016 dan itu pun baru digunakan oleh maskapi Garuda Indonesia untuk penerbangan domestik saja.
Dua hari setelah mulai diresmikan dan digunakan, tepatnya tanggal 11 Agustus 2016, saya berkesempatan mencoba T3 Ultimate ini. Kebetulan saya dalam perjalanan dari Jakarta menuju Jogja dan sengaja membeli tiket Garuda hanya karena pengen melihat seperti apa sebenarnya suasana T3 Ultimate ini. Tentu saja apa yang akan saya tuliskan di bawah ini nanti belum bisa menggambarkan suasana lengkap T3 Ultimate, karena memang proses pembangunannya belum 100% selesai dan juga terminal yang digunakan baru untuk melayani penerbangan domestik.
Memasuki area T3 Ultimate, saya merasakan seperti memasuki area Hamad international airport di Doha, Qatar. Menurut saya sekilas komplek bangunannya dari luar seperti seolah-olah saya menuju Hamad airport. Ada jalan layang menuju ke terminal keberangkatan di lantai atas dan ada jalan menuju terminal kedatangan di lantai bawah. Dari kejauhan saya sudah bisa melihat informasi atau tulisan Gate nomor berapa. Karena tanggal 11 Agustus 2016 kemaren T3 Ultimate ini masih belum sepenuhnya digunakan untuk melayani penerbangan internasional dan hanya digunakan untuk melayani Garuda domestik, maka saya belum bisa melihat informasi maskapai apa saja yang akan terbang melalui gate tertentu. Di bandara-bandara internasional yang terminalnya sudah sepenuhnya beroperasi biasanya akan ada tulisan terpampang menginformasikan Gate tersebut untuk penerbangan maskapai apa saja. Memasuki halaman depan terminal keberangkatan T3 Ultimate, yang saya rasakan adalah suasana lega dan bersih. Tidak (belum) terlihat kerumunan penumpang maupun pengantar seperti yang sering terlihat di Terminal 2, yang ketika sedang penuh, maka suasananya terlihat seperti terminal bus, bukan bandara internasional lagi. Seandainya nanti T3 Ultimate sudah sepenuhnya melayani penerbangan internasional, saya rasa halaman depan ini mampu menampung terutama pengantar yang jumlahnya kadang lebih banyak dari pada penumpang yang mau berangkat/terbang itu sendiri.
Ketika anda membawa bagasi atau barang bawaan dan ragu berapa berat bagasi anda, maka di T3 Ultimate ini disediakan timbangan bagasi. Penumpang bebas menggunakannya. Ketika T3 Ultimate ini sudah 100% dioperasikan untuk melayani penerbangan internasional maka keberadaan timbangan ini akan sangat dirasakan manfaatnya oleh para penumpang, karena di maskapai jalur penerbangan internasional berat barang bawaan yang boleh dibawa dan ditenteng benar-benar dicek. Dan kalau ada kelebihan berat maka bayar denda kelebihan berat bagasinya lumayan mahal. Selain timbangan bagasi ini, di halaman kedatangan T3 Ultimate juga disediakan papan informasi jadwal keberangkatan pesawat beserta jam dinding. Dengan demikian akan memudahkan para penumpang dan pengantar untuk mengetahui jadwal keberangkatan maskapai. Desain papan informasi cukup bagus, bukan layar televisi yang digantung di atas langit-langit yang kadang-kadang membuat para penumpang kesulitan untuk membaca informasi yang terpampang apalagi kalau papan atau layar televisi ini posisi digantungnya lumayan tinggi di atas langit-langit.
Untuk menambah rasa aman dan nyaman para penumpang, pengantar dan pengunjung T3 Ultimate, pihak Angkasa Pura (AP) II selaku pengelola sekaligus penanggung jawab operasional Bandara Soekarno Hatta, bekerja sama dan menggandeng pihak Marinir TNI AL untuk membantu dari sisi keamanan. Ada 2 penjaga dari Marinir yang ditempatkan masing-masing di pintu masuk di depan terminal keberangkatan. Saya yakin ada juga yang ditempatkan di terminal kedatangan. Pihak Marinir tentunya menempatkan prajurit-prajuritnya bukan untuk menakut-nakuti penumpang dan pengunjung bandara, walaupun mereka bersenjata lengkap, tetapi untuk memberikan rasa aman dan nyaman kepada mereka. Prajurit-prajurit Marinir ini juga berseragam rapi, bersenjata lengkap dan beridentitas jelas jadi memang tidak ada alasan untuk tidak merasa nyaman ketika berada di lingkungan T3 Ultimate. Selain hal tersebut di atas, pihak AP II sepertinya ingin memanjakan pengunjung dan penumpang T3 Ultimate dengan memamerkan beberapa benda seni atau hasil seni yang dipajang dan dipamerkan di halaman depan terminal keberangkatan ini. Sebuah terobosan yang pantas diapresiasi. Dengan demikian pengunjung dan penumpang T3 Ultimate akan merasa terhibur dan tidak merasa bosan. Ketika saya di T3 Ultimate ini kebetulan di depan halaman terminal keberangkatan sedang dipamerkan mobil-mobil lawas yang bodi-nya dilukis dengan lukisan batik.
Memasuki area checkin, kita bisa menjumpai pemandangan yang sangat kontras yang berbeda dari area checkin di Terminal 2. Begitu kita menginjakan kaki menuju ke area checkin di terminal keberangkatan T3 Ultimate, kita dihadapkan ke sebuah ruangan terbuka, lega, luas, bersih dan tentu saja dengan beberapa area konter checkin. Konter checkin dibagi-bagi sesuai dengan keperuntukannya, misalnya konter checkin untuk kelas bisnis menempati lokasi tersendiri, konter checkin untuk penumpang tanpa bagasi menempati lokasi terpisah dan tentu saja konter checkin untuk kelas ekonomi juga menempati area berbeda. Dengan demikian penumpang diberikan kemudahan dan keleluasan selama proses checkin. Di depan konter checkin, persisnya di tengah-tengah ruang, dilengkapi dengan kursi-kursi yang ergonomis yang bisa digunakan oleh penumpang atau keluarga untuk menunggu selama proses checkin berlangsung. Terutama pada saat musim liburan atau peak season, kadang kala antrian checkin memanjang dan membutuhkan waktu proses checkin yang relatif lebih lama dari pada dalam kondisi normal. Dengan adanya kursi-kursi tersebut sangat membantu penumpang atau keluarganya untuk beristirahat barang sejenak sambil menunggu proses checkin selesai. Dengan demikian waktu menunggu proses checkin akan terasa tidak membosankan.
Setelah proses checkin selesai, kita akan diarahkan ke pintu keberangkatan dalam negeri. Petugas konter dengan ramah akan menunjukkan kepada anda dimana arah menuju ke pintu keberangkatan dalam negeri. Maklum karena T3 Ultimate ini juga baru saja dioperasikan dan itu pun masih terbatas untuk maskapai Garuda penerbangan domestik, jadi sebagian besar penumpang atau bahkan mungkin semuanya, masih belum tahu benar arah dimana lokasi pintu keberangkatan berada. Sebenarnya di T3 Ultimate juga dilengkapi dengan papan penunjuk atau informasi yang menurut saya sudah sangat informatif. Kita tinggal mengikuti arah yang ditunjukkan. Namun begitu mungkin masih banyak juga penumpang yang belum tahu letak papan informasi itu sendiri dimana. Setelah dari konter checkin kemudian kita menuju ke pintu keberangkatan berdasarkan petunjuk dari petugas konter atau papan informasi.
Di seberang persis konter checkin sudah dibuka gerai-gerai makanan dan minuman, walaupun menurut saya ruangan gerai-gerai ini masih belum begitu tertata rapi karena seolah asal nempel saja dan sebagai alat pelengkap dulu, belum mempertimbangkan masalah estetika atau desain interior yang bagus seperti apa. Kembali saya maklum karena memang terminal ini baru dibuka. Namun menurut saya sepertinya pola pikir pengelola bandara di Indonesia dan diluar negeri sepertinya agak berbeda. Saya pernah nonton siaran National Geographic yang menyiarkan proses pembuatan Dubai International Airport dari awal mula dibangun sampai dengan awal mula terminal akan digunakan. Benar-benar dicek kesiapannya, termasuk salah satu di dalamnya adalah masalah kerapihan gerai-gerai penjual makanan dan minuman. Sampai lantai keramik pecah sedikit pun atau langit-langit bolong, harus segera diperbaiki. Begitu terminal diresmikan semuanya siap dan rapi. Tidak jauh dari gerai-gerai makanan ini, sebelum kita masuk ke area pintu keberangkatan, ada area clearance, dimana kita harus menunjukkan boarding pass dan memasukkan barang bawaan kita untuk di-scan.
AP II sebagai penanggung jawab dan pengelola T3 Ultimate sepertinya benar-benar ingin memanjakan penumpang. Begitu penumpang keluar dari area scan, mereka akan disuguhkan dengan area yang dilengkapi dengan pemandangan penuh nuansa seni dan lukisan. Kalau anda di terminal 1C (Batik Air), ketika anda menuju pintu keberangkatan, maka anda akan melihat beberapa lukisan bercorak batik ditempel di dinding kanan dan kiri di hall menuju pintu keberangkatan. Demikian juga di T3 Ultimate ini, bukan lukisan batik, tetapi photo-photo beberapa tokoh dan pahlawan nasional menghiasi dinding menuju pintu keberangkatan. Dengan mengikuti papan petunjuk, kita bisa berjalan menuju pintu keberangkatan sambil menikmati photo-photo beberapa tokoh-tokoh nasional. Kemudian bagaimana kita tahu dimana letak Gate atau pintu keberangkatan pesawat kita? Di boarding pass akan tertera informasi Gate dimana pesawat akan diberangkatkan. Sebagai contoh di tiket saya tertera Gate 11. Nah saya harus menuju ke Gate 11 tersebut. Terminal keberangkatan T3 Ultimate terdiri dari 2 lantai. Lantai 2 (lantai atas) digunakan untuk proses checkin. Sedangkan lokasi semua gate atau pintu keberangkatan berada di lantai satu (lantai bawah). Jadi setelah melewati area scan, saya harus mencari Gate 11 ini di lantai 1. Ada eskalator atau tangga berjalan yang bisa digunakan penumpang untuk berjalan dari lantai 2 ke lantai 1.
Tepat di ujung akhir dari eskalator ini terpampang papan informasi yang menunjukkan arah menuju gate atau pintu keberangkatan. Berbeda dengan Terminal 2 keberangkatan domestik, dimana pintu keberangkatan berada dalam satu “rumah” yang kadang dalam satu rumah diisi oleh penumpang-penumpang dari 1-2 tujuan keberangkatan, kemudian ada 7 pintu keberangkatan (1 s/d 7), maka di T3 Ultimate keberangkatan domestik, pintu keberangkatan berada dalam satu ruangan terbuka dan luas dan hanya terdiri dari 2 pintu keberangkatan, yaitu pintu keberangkatan 11 dan 12 dan tidak ada sekat yang memisahkan antara keduanya. Di terminal 2 ketika kita mau menuju ke pintu-pintu keberangkatan tersebut, kita berjalan melalui satu ruangan terbuka yang ada kursi-kursi di kanan dan kirinya dengan eskalator berada di tengah-tengah. Kemudian baru kita berbelok menuju ke pintu keberangkatan melalui sebuah hall/lorong menuju ke sebuah “rumah” kecil yang seolah-olah terpisah dari rumah induk. Di T3 Ultimate Domestik, tidak ada eskalator di tengah-tengah ruangan, karena memang lokasi antara pintu keberangkatan 11 dan 12 ini dekat sekali bahkan tanpa sekat. Di sebelah kanan (dekat dengan jendela) ditempatkan kursi-kursi untuk penumpang duduk sambil menunggu proses boarding. Kursinya nyaman dilengkapi dengan meja dan kebanyakan kursinya berwarna biru. Sedangkan di sebelah kiri dipakai untuk gerai-gerai makanan, minuman dan parfum.
Informasi nomor Gate atau nomor pintu keberangkatan terpampang jelas di sebuah dinding yang menjadi penyekat antara ruang tunggu dan meja tempat petugas melayani boarding penumpang. Kemudian ada juga informasi yang ditampilkan melalui layar mengenai jadwal keberangkatan maskapai Garuda tujuan kemana saja yang akan diberangkatkan melalui gate tersebut. Kalau saya perhatikan desain ruang tunggu keberangkatan di T3 Ultimate keberangkatan domestik ini mirip-mirip dengan terminal keberangkatan internasional di Hongkong International Airport. Ketika proses boarding di mulai penumpang berbaris di depan meja petugas boarding. Penumpang yang sudah selesai melakukan proses boarding akan berjalan melalui garbarata untuk memasuki pesawat atau turun ke area penjemputan dan naik bus seandainya pesawat parkit di remote area.
Tentunya kita patut berbangga dengan dioperasikannya T3 Ultimate ini. Walaupun tentu saja masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki karena memang belum selesai 100%. Mungkin beberapa hal yang belum selesai ini bukan sesuatu yang vital yang bisa menghentikan atau mengganggu operasional terminal, melainkan hanya hal kecil bersifat komestik atau estetika saja yang bisa menambah keindahan terminal. Misalnya masih adanya lubang di langit-langit yang belum dipasangi lampu atau lubang angin yang belum ditutup. Kemudian saya lihat juga salah satu gerai parfum ruangannya belum selesai tetapi sudah digunakan untuk men-display barang atau item-item parfum. Kalau hal-hal kecil ini tidak segera diperbaiki, maka tetap saja akan mengganggu kenyamanan penumpang. Perlu diingat photo-photo ini saya ambil tanggal 11 Agustus 2016, dan postingan ini saya tulis dan saya posting di blog saya pada tanggal 17 Agustus 2016. Sangat boleh jadi apa yang saya tuliskan sebagai hal yang perlu diperbaiki, pada saat ini sudah diperbaiki.
Semoga T3 Ultimate segera selesai 100% dan tidak hanya melayani penerbangan Garuda domestik namun juga bisa segera melayani penerbangan internasional tidak hanya untuk Garuda tetapi juga maskapai-maskapai internasional yang lainnya. Bandara adalah salah satu gerbang utama untuk memasuki Indonesia. Dengan bandara yang besar, megah dan tentu saja dioperasikan secara profesional, akan memberikan kesan dan nama baik Indonesia di mata para pelancong manca negara.