Satu Pesawat dengan Jokowi di Kelas Ekonomi GA-258 Jakarta – Jogja

Iya benar, saya berada dalam satu pesawat dengan Jokowi, Presiden RI ke-7, di kelas EKONOMI dalam perjalanan saya dari Jakarta menuju ke Jogja, menggunakan Garuda Indonesia GA-258 pada tanggal 3 Oktober 2014 jam 18.00 WIB kemaren. Saya masih terharu, merinding, gemetar, dan mata saya berkaca-kaca sampai saat sekarang ini pun ketika saya menuliskan pengalaman di blog saya ini, apabila teringat kejadian dan melihat dengan mata kepala saya sendiri betapa bersahaja, rendah hati dan sederhananya beliau.

Awalnya saya sedikit bertanya-tanya ketika memasuki ruang tunggu F6, Bandara Soekarno Hatta, untuk menunggu keberangkatan pesawat Garuda GA-258 tujuan Jakarta-Jogja, karena disana nampak ada beberapa orang berpakaian batik, tubuh tegap berambut cepak, dan di telinganya tampak terkait kabel alat komunikasi bak layaknya di film-film Hollywood yang menggambarkan tentang agen rahasia Secret Service, pasukan pengawal presiden Amerika Serikat. Nampak pula seorang komandan polisi berpakaian dinas resmi berpangkat Kombes dan seorang komandan TNI berpakaian dinas resmi berpangkat Kolonel ada di antara mereka. Penjagaan keamanan tidak eksklusive dan ketat, penumpang seperti biasa masih bisa masuk dengan bebas di ruang tunggu F6. Sampai pesawat boarding, saya masih belum mendapatkan jawaban ada apa gerangan di F6. Saya hanya menduga sepertinya kedua komandan dari dua kesatuan yang berbeda tersebut akan melakukan perjalanan dinas ke Jogja. Dan petugas-petugas berpakaian batik itu adalah pengawal keduanya.

Waktu boarding tiba, seperti biasa semua penumpang mengantri dengan tertib untuk memasuki pesawat dan sampai pada akhirnya saya bisa masuk pesawat dan duduk di baris kursi no 40B. Sampai saat itu semua masih berjalan normal, terdengar sayup suara pilot dari ruang kemudi menginformasikan tentang rencana perjalanan dan adanya sedikit keterlambatan take-off karena saking padatnya lalu lintas udara di bandara Soekarno Hatta. Sampai suatu ketika saya melihat kehebohan di barisan penumpang bagian depan ketika para penumpang terlihat saling memegang dan mengacungkan smartphone, tablet dan aneka gadget lainnya dalam posisi merekam atau memotret. Tanpa disangka-sangka ternyata terlihat Jokowi sedang memasuki pesawat, berjalan dengan santai, ramah, tersenyum kepada semua penumpang yang memanggil nama beliau. Petang itu, seperti biasa Jokowi memakai pakaian kebesarannya, baju putih lengan panjang dilipat setengah dan celana bahan berwarna hitam.

Saya kira Jokowi akan berhenti di deret barisan bangku eksekutif, ternyata beliau terus berjalan ke belakang. Tampak 2 orang berpakaian batik berambut cepak mengiringi beliau, tidak ada perlakuan khusus atau pengamanan ketat ketika Jokowi memasuki pesawat. Sang Kombes dan sang Kolonel yang saya lihat di ruang tunggu F6 pun tidak ikut mengantarkan beliau masuk ke dalam pesawat. Jokowi terus berjalan ke arah belakang dan saya lihat sepertinya dia akan terus berjalan melewati barisan kursi yang saya duduki. Dalam hati saya berkata saya harus bisa menjabat tangan beliau. Kapan lagi bisa bersalaman dengan presiden Republik Indonesia. Kesempatan yang tidak semua orang bisa mengalami dan mungkin hanya bisa terjadi dalam satu kali seumur hidup saya.

Dan benar, Jokowi lewat di samping deretan kursi yang saya duduki, seketika itu juga tangan saya ulurkan mengajak beliau bersalaman. Dengan senyum ramah, beliau menyambut uluran tangan saya. Deg, merinding dan gemetar seakan ada perasaan aneh menjalar di tubuh saya, mata saya berkaca-kaca, sesaat setelah saya bisa berjabat tangan dengan beliau. Saya melihat sosok seorang pemimpin yang sangat sederhana, ramah, rendah hati, tidak menjaga jarak dengan rakyatnya, memberikan contoh yang baik, pantas menjadi panutan. Dengan posisi beliau sebagai Presiden RI-7 terpilih, fasilitas apapun bisa beliau dapatkan. Namun sore itu saya bisa menyaksikan dengan mata kepala saya sendiri, dalam jarak yang sangat dekat yang hanya terpaut dua baris kursi, beliau lebih memilih untuk duduk di kelas ekonomi seperti rakyat biasa bahkan duduk di deretan bangku belakang di kursi baris nomer 42. Saya tidak melihat satu titik pun kesombongan tersirat di wajah beliau apalagi pencitraan, satu kata yang terus terang saja sampai saat ini sekalipun saya masih super bingung dan tidak mengerti apa makna atau arti sesungguhnya dari kata pencitraan itu. Kata yang sering saya dengar digunakan oleh para politisi berwajah bebal, rakus kekuasaan dan merasa benar sendiri untuk menyerang ketulusan hati dari sosok pemimpin sederhana bernama Jokowi.

IMG-20141003-WA0004Pesawat Garuda GA-258 akhirnya lepas landas. Sepanjang waktu terbang saya sesekali menengok ke arah belakang, menengok ke arah Jokowi. Ketika pramugari mulai menyajikan snack dan minuman, tidak ada perlakuan khusus kepada Jokowi. Pramugari melayani dan memperlakukan beliau sama seperti ketika melayani penumpang ekonomi yang lainnya, tidak ada hal yang diistimewakan. Waktu mendarat tiba, dan sesaat ketika pesawat berhenti di area parkir bandara Adi Sucipto dan menunggu pintu pesawat dibuka, seolah tidak mau kehilangan momentum, para penumpang terutama yang duduk di barisan kursi yang dekat dengan Jokowi, kembali sibuk memotret atau merekam mengabadikan momen ini, tentu saja termasuk saya.

Berikut video singkat yang menggambarkan suasana sesaat pesawat GA-258 mendarat di bandara Adi Sucipto dan penumpang mengabadikan keberadaan Jokowi di baris kursi belakang

http://youtu.be/R54t_Lm8k88

Petang itu saya mendapatkan pelajaran yang sangat berarti yang akan saya kenang selama hidup saya. Pelajaran yang langsung saya dapatkan dari presiden saya sendiri, Presiden Republik Indonesia ke-7. Pelajaran hidup yang langsung saya lihat dari sosok seorang pemimpin yang rendah hati. Jadilah seorang pemimpin yang rendah hati, sederhana, ramah dan selalu dekat dengan rakyatnya. Jangan jadi pemimpin yang selalu mengklaim dan selalu berbicara atas nama rakyat tetapi tingkah lakunya jauh dari sikap yang menunjukkan keberpihakan kepada rakyat.

Pak Jokowi, saya dan seluruh rakyat Indonesia berdoa semoga Bapak selalu berada dalam lindungan-Nya, diberikan kesehatan, kesabaran dan kekuatan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Kami, rakyat Indonesia, merindukan pemimpin seperti Bapak. Jangan takut dan gentar menghadapi serangan dan hadangan para politisi bebal ya Pak..kami seluruh rakyat Indonesia ada di belakang Bapak dan mendukung Bapak. Siapapun politisi bebal dan rakus yang mencoba menghadang Bapak, serahkan kepada kami seluruh rakyat Indonesia untuk menghadapi mereka. Selamat berkarya dan bekerja untuk Rakyat Indonesia, Presiden Jokowi….

About WiD

Founder&Owner jogja geowisata (www.ygeotour.com) dan geodwipa teknika (www.geodwipa.com). Alumni Teknik Geologi UGM. Hobby: International Travel, Photography, Gourmet Cooking, Entrepreneurship, Blogging.
This entry was posted in Cerita-Cerita and tagged , . Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*