Tentu saja apa yang akan saya tulis disini adalah pendapat saya pribadi, didasari oleh pengalaman saya pribadi dan tidak didasarkan kepada standar parameter-parameter perbandingan yang digunakan oleh pemeringkat layanan penerbangan atau asosiasi penerbangan sipil internasional semacam SkyTrax, IATA, ICAO, FAA dan sejenisnya. Bisa saja yang akan saya uraikan nanti bukan perbandingan apple to apple karena sebenarnya keduanya tidak benar-benar bisa dibandingkan. Garuda Indonesia sudah diakui oleh SkyTrax sebagai maskapai bintang 5, sering mendapatkan penghargaan dari SkyTrak 3 tahun belakangan ini, sedangkan Batik Air adalah maskapai yang relatif sangat baru. Namun saya akan melihat dari sisi lain, saya akan membandingkan keduanya dari sisi layanan dan pengalaman penumpang, khususnya saya, ketika terbang bersama mereka terutama pada rute Jogja – Jakarta pulang pergi.
Seperti diketahui Garuda Indonesia memang dari dulu segmennya bukan bergerak di segmen low cost carrier (penerbangan murah), sedangkan Batik Air sebagai anak usaha Lion Group yang mulai beroperasi atau mengudara bulan Mei 2013, juga diposisikan oleh Lion Group sebagai penerbangan non low cost carrier. Saya akan mencoba “membandingkan” mereka dari beberapa sisi antara lain: harga tiket, inflight entertainment, ketepatan waktu, ruang tunggu terminal dan layanan pramugari.
- Harga tiket. Harga tiket keduanya boleh dibilang jauh berbeda. Pengalaman saya naik Garuda dan Batik Air, harganya bisa terpaut 100% bedanya. Harga satu tiket Garuda Indonesia sekali jalan Jogja – Jakarta kadang bisa dibelikan tiket Batik Air Jogja – Jakarta pulang pergi (return).
- Armada pesawat. Batik Air dan Garuda sama-sama menggunakan armada yang relatif baru untuk melayani rute Jogja – Jakarta pulang pergi. Batik Air menggunakan armada Boeing 737-900 ER sedangkan Garuda menggunakan Boeing 747-800 NG. Tetapi lucunya di dalam kantong kursi Batik Air kenapa tidak disediakan air sick bag ya (kantong kertas yang disedikan kalau ada orang yang mabuk udara). Sekali waktu ketika saya naik Batik Air, terdengar pengumuman dari pramugari, yang mengumumkan kepada penumpang dilarang mengunyah permen karet dan dibuang sembarangan. Nahh..coba kalau ada air sick bag, kan si penumpang yang kebetulan pas mengunyah permet karet kan bisa membuang sisa permen karetnya kesitu hehe
- Inflight entertainment. Di dalam pesawat Batik Air dan Garuda Indonesia sama-sama terpampang monitor TV di masing-masing kursi penumpang. Bedanya yang saya rasakan adalah sensitifitas layar sentuh monitor TV touchscreen di Garuda agak kurang sensitif, jadi ketika saya ingin memilih program atau memindahkan program, kadang-kadang saya harus menyetuh beberapa kali dan kadang menekan monitornya. Sedangkan di monitor TV yang ada di Batik Air, layar sentuhnya bagus, saya tidak perlu menekan-nekan atau menyentuh beberapa kali untuk memilih atau mengganti program. Kadang-kadang dalam rute Jogja-Jakarta Garuda menggunakan armada yang tidak ada monitor TV-nya di masing-masing kursi penumpang. Dan satu lagi, di monitor TV yang ada di Batik Air ada colokan USB-nya sehingga bisa untuk sekalian nge-charge gadget, sedangkan di Garuda tidak ada.
- Inflight entertainment. Garuda membagikan koran gratis kepada setiap penumpangnya, dan itu pun dari beberapa media cetak nasional yang berbeda, sehingga penumpang mempunyai pilihan koran ketika akan membaca berita. Batik Air tidak menyediakan koran gratis sehingga kalau mau membaca koran ya harus bawa sendiri hehe. Pada saat akan terbang dan akan mendarat baik Garuda maupun Batik Air memutarkan lagu-lagu daerah yang sudah di-aransemen ulang yang enak didengar di telinga.
- Inflight entertainment. Baik Garuda maupun Batik membagikan snack box kepada para penumpangnya, dan sama-sama di dalam 1 snack box tersebut tersedia 2 macam snack yang berbeda. Bedanya pada penerbangan Garuda, mereka lebih vareatif menawarkan beberapa pilihan minuman yang berbeda kepada penumpang seperti teh, kopi, air mineral dan aneka pilihan jus, sedangkan Batik Air hanya ada 1 macam minuman yaitu air mineral botol 250 mm saja yang disajikan bersama snack di dalam snack box. Satu lagi, sebelum terbang pramugari Garuda akan membagikan permen kepada para penumpang, sedangkan di dalam penerbangan Batik Air tidak ada.
- Inflight entertainment. Kalau anda bepergian dengan anak-anak, maka Garuda akan memberikan anak-anak anda souvenir berupa mainan anak-anak, sedangkan di Batik Air tidak ada.
- Layanan Pramugari. Baik pramugari Garuda maupun Batik Air memberikan layanan terbaik kepada para penumpangnya, ramah dan profesional. Namun menurut saya pramugari Garuda Indonesia terlihat lebih fresh dan enak dipandang mata, bukan hanya karena wajah para pramugarinya yang cantik, karena pramugari Garuda maupun Batik Air sama-sama cantik-cantik, cekatan dan energik. Keunggulan fresh look pramugari Garuda lebih karena seragamnya yang terlihat tampak lebih berwarna dan bervareasi. Di dalam satu pesawat biasanya seragam yang dikenakan para pramugari Garuda bervareasi yaitu kebaya warna hijau, biru, ungu dan orange. Sedangkan di Batik Air semua pramugarinya menggunakan dress code yang sama yaitu atasan kebaya warna putih dan bawahan kebaya, sehingga kelihatan monoton dipandang mata hehe. Tidak mengheran kiranya kalau Garuda Indonesia mendapatkan penghargaan dari SkyTrack, sebuah lembaga pemeringkat penerbangan yang berkedudukan di London, sebagai Best Cabin Crew 2014.
- Ketepatan waktu (OTP: On Time Performance). Saya perhatikan ketepatan waktu terbang dan mendarat baik Garuda maupun Batik Air sama-sama bagus, boleh dibilang selalu on time. Kalaupun delay itu bukan karena mereka namun disebabkan oleh lalu lintas bandara yang sangat padat yang harus menunggu giliran untuk terbang dan mendarat. Walaupun Batik Air di bawah managemen Lion Group, namun sepertinya ketepatan waktu yang ditunjukkan mereka jauh lebih baik dari pada maskapai saudara kandungnya yaitu Lion Air yang bergerak di segmen low cost carrier, yang rekor delaynya menurut saya pantas masuk rekor MURI atau Guiness World Records sekalian kali ya hehehe.
- Ruang tunggu keberangkatan di bandara Soekarno Hatta. Ruang tunggu Batik Air di bandara Soekarno Hatta kini dialihkan ke terminal 1 C sedangkan ruang tunggu keberangkatan Garuda Indonesia di bandara Soekarno Hatta masih di terminal 2 F. Saya merasakan ruang tunggu di terminal 1 C tidak kalah nyaman dengan di 2F. Batik Air sepertinya sudah mempercantik ruang tunggu di terminal 1 C. Setiap dindingnya dihiasi hiasan motif batik dari seluruh penjuru nusantara dan kita bisa mengetahui informasi ragam-ragam batik tersebut dengan membaca keterangan yang ditulis di bawahnya. Ruangannya sejuk, luas dan dilengkapi dengan beberapa monitor TV sehingga penumpang tidak akan jenuh menunggu waktu boarding tiba. Untuk kelas bisnis Batik Air, mereka membuatkan ruang tunggu yang terpisah dari kelas ekonomi, walaupun masih sama-sama di dalam satu gate yang sama. Sedangkan ruang tunggu di 2 F, baik kelas ekonomi dan kelas bisnis dijadikan satu.
Demikian tulisan singkat dari saya. Semoga informasi di atas bermanfaat memberikan tambahan informasi pilihan maskapai penerbangan yang ingin anda gunakan, tentunya berdasarkan kriteria yang anda tentukan..
14 Responses to Membandingkan Layanan Kelas Ekonomi Garuda Indonesia dan Batik Air Rute Jogja – Jakarta PP