Baru 2-3 tahun terakhir ini saya mulai kecanduan memasak. Suatu kesibukan baru, awalnya untuk mengisi waktu, tapi belakangan menjadi suatu hobi yang ngangenin disamping juga melatih kreatifitas untuk berimprovisasi dan berani mencoba sesuatu dan tentunya berani mempertaruhkan resiko karena bahan masakan yang terbuang percuma disebabkan hasil olahan masakannya rasanya ga karuan dikarenakan salah meramu resep. Saya mulai senang memasak pada saat saya overseas assignment di sebuah negara dan terbawa sampai sekarang saya sudah keluar dari negara tersebut dan ditempatkan di negara yang lain lagi hehe. Kebetulan saat itu jauh dari keluarga jadi harus sebisa mungkin untuk bisa survive. Apalagi waktu itu tinggal di apartemen yang lumayan seluas, sendirian lagi, kalo ga ada kesibukan hari-hari tentunya akan terasa lama untuk dilewati. Siapa bilang cowok tidak bisa masak sendiri? tentunya bukan hanya masak air, nanak nasi, goreng telur dadar, ato rebus mie.
Dengan peralatan memasak yang lengkap yang tersedia di dapur, saya bisa mengembangkan kreativitas saya dalam urusan masak-memasak sepuas hati. Waktu itu awalnya saya kumpulin resep-resep yang ada di internet, kemudian saya print dan di-binder jadi satu. Setelah itu saya coba mempelajari dan membaca resep itu satu per satu. Dari sini saya mendapatkan ide kira-kira bumbu dapur dan bahan-bahan apa saja yang perlu saya cari dan beli di supermarket. Sebulan sekali biasanya saya belanja urusan dapur berdasarkan hasil assessment saya dari resep-resep masakan tadi. Tentunya ada beberapa bumbu dapur yang susah saya dapatkan di negara ini. Dulu saya walaupun weekend sekalipun sering pulang ke Indonesia. Pada saat weekend pulang ke Indonesia , saya sekalian mencari beberapa bumbu di sana dan saya bawa balik lagi ke tempat kerja.
Saya ingat sekali resep masakan yang pertama kali saya coba adalah tumis paprika saus tiram. Maklum baru pertama kali mencoba, jadi masih punya perasaan takut untuk berbuat salah. Jangan-jangan nanti hasil masakannya ga enak. Oleh karenanya saya coba ikutin bener-bener apa yang dibilang di resep. Kalau dibilang garam hanya butuh setengah sendok teh, saya juga tidak berani lebih dari setengah sendok teh. Jadi bener-bener saya ukur garamnya setengah sendok teh. Yang paling agak membingungkan pada saat saya dihadapkan pada resep yang bilang butuh bahan A 100 gr, bumbu B 200ml dan sejenisnya, susah ngukurnya, orang saya tidak punya timbangan. Atau pada saat saya dihadapkan pada suatu resep yang bumbunya tidak bisa saya dapatkan disini, misalnya butuh daun salam segini lembar. Ujung-ujungnya kreativitas dan improvisasi saya mulai terlatih sedikit demi sedikit. Kalau dibilang segini gram atau segini liter, saya kira-kira saja. Kalau ga ada bumbu A saya coba ganti bumbu B. Kalau ga ada bahan D saya ganti dengan bahan E. Singkat cerita pengalaman pertama saya memasak tumis paprika saus tiram berjalan dengan sukses. Rasanya enak dan hati saya waktu itu langsung melonjak berbunga-bunga. Seperti perasaan seseorang yang baru jatuh cinta untuk pertama kalinya haha.
Pengalaman pertama saya yang sukses tadi, memacu saya untuk mencoba resep berikutnya. Oh iya, saya biasanya mulai masak sehabis pulang kantor dan istirahat. Biasanya jam-jam 5-6 sore gitu saya mulai meracik-racik bumbu dan bahan yang diperlukan. Terus terang sampai hari ini saya belum bisa memasak di luar kepala. Saya masih harus meliat buku panduan, ya buku resep tadi. Ditemenin streaming radio siaran-siaran radio di Jogja, saya mulai meramu bumbu dan bahan makanan.
Saya masih ingat resep masakan berikutnya yang saya coba adalah nasi goreng bungkus telur. Nasi goreng dicampur dengan kacang polong, wortel, jagung printilan, buncis, ayam fillet, dan sosis. Kemudian dibungkus dengan gulungan telur yang sudah dicampur dengan tepung. Resep demi resep selanjutnya saya coba dan berjalan dengan lancar. Keasyikan memasak mulai saya rasakan. Bukan menjadi suatu keberatan lagi, melainkan kecanduan yang mengarah ke hobi yang menyenangkan. Ternyata memasak itu mengasyikan yaahh..silahkan coba dan buktikan…