Sekitar 4-5 tahun yang lalu, di saat era aplikasi mobile messenger belum menjamur dan se-booming seperti sekarang ini, orang yang ingin melakukan percakapan secara instant dan cepat lebih banyak menggunakan layanan SMS. Namun begitu layanan SMS yang hanya bisa mengakomodasi percakapan secara individu ke individu dan tidak interaktif, kurang banyak diminati dan lambat laun mulai ditinggalkan. Hal ini dikarenakan munculnya aplikasi atau produk yang bisa mengakomodasi semakin tingginya trend minat orang yang ingin melakukan percakapan secara instant, interaktif dan bisa ngobrol dengan lebih dari satu orang atau di dalam sebuah group dibandingkan hanya individu ke individu saja.
Teknologi informasi terus berkembang. Orang-orang yang berpikiran kreatif terus mengembangkan ide-ide dan ivonasi segarnya ketika melihat fenomena yang berkembang di masyarakat kebanyakan hingga akhirnya bisa mewujudkan ide-ide tersebut menjadi sebuah bentuk produk atau aplikasi. Ketika orang membutuhkan sebuah layanan messenger yang bisa memberikan sebuah pengalaman mengobrol dengan lebih dari satu orang layaknya di dunia nyata maka muncullah sebuah produk messenger seperti IRC, Yahoo Messenger dan sejenisnya. Layanan-layanan ini sempat merajai dunia per-chatting-an namun seiring dengan terus berkembangnya inovasi dan teknologi dunia informasi, layanan messenger di atas pun lambat laun meredup dan digantikan dengan beberapa layanan messenger yang baru yang lebih bisa memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi penggunanya.
Tulisan di bawah ini mencoba membahas beberapa layanan mobile messenger yang saat ini relatif banyak penggemarnya. Saya bukan ahli teknologi informasi. Apa yang akan dituliskan di bawah ini adalah pandangan dan pendapat subyektif saya sendiri berdasarkan pengalaman yang saya dapatkan ketika saya menggunakan layanan-layanan messenger tersebut, tidak membahas sesuatu hal berdasarkan pengujian secara detail dengan melihat, membandingkan dan membedah jeroan teknologi ataupun fitur yang diusung masing-masing aplikasi ini.
BlackBerry Messenger atau lebih sering disebut BBM adalah pelopor layanan mobile messenger. Pada era keemasannya dan belum ada saingan dari layanan sejenis, BBM adalah salah fitur unggulan RIM (Research In Motion, kini berubah namanya menjadi BlackBerry). Dan gara-gara fitur ini juga penjualan handset BlackBerry mampu terdongkrak. Orang dibela-belain membeli handset BlackBerry hanya untuk supaya bisa menikmati layanan BBM dan bisa melakukan interaktif chatting dengan teman atau group. Adanya fitur D dan R sebagai tanda pesan terkirim dan terbaca menjadi unggulan dan memberikan sesuatu yang unik dari BBM dibandingkan dengan layanan sejenis di jamannya, paling tidak sampai beberapa saat lamanya fitur ini mampu memberikan pembeda pada BBM.
Waktu demi waktu teknologi berubah, dan layanan sejenis mulai muncul dari vendor yang lainnya. Kompetitor BBM mengusung suatu pembeda yang pada waktu itu belum dilakukan oleh BBM, yaitu aplikasi yang bisa dijalankan di multi platform, di semua operating system. Ekslusivitas BBM yang hanya bisa dijalankan di perangkat BlackBerry tidak dipertahankan lama, karena mereka tidak ingin popularitas BBM semakin hari semakin merosot dan ditinggalkan penggemarnya. Akhirnya BBM pun membuka diri dan bisa dijalankan di operating system yang berbeda. Belakangan fitur BBM bertambah dengan adanya Voice dimana pengguna bisa melakukan panggilan kepada sesama pengguna BBM.
Selama ini saya sangat jarang menggunakan layanan BBM Voice karena sangat jarang berhasilnya saya bisa tersambung dan bisa melakukan panggilan melalui layanan ini. Ketika melakukan panggilan dan ada tanda tersambung di layar monitor, tetapi sebenarnya lawan bicara saya belum bisa mendengarkan suara saya saat itu juga, seolah-olah ada delay beberapa detik sampai akhirnya saya bisa mendengarkan suara lawan bicara. Yang paling sering terjadi adalah layanan Voice sudah terputus sebelum benar-benar bisa saling mendengarkan suara masing-masing. Hal yang belakangan ini sedikit mengganggu adalah adanya iklan dan kadang saya menerima undangan pertemanan dari iklan-iklan ini.
Saya ingat sekitar 4 tahun yang lalu ketika ada seorang teman saya bertanya kenapa saya sangat BBM maniak. Saya ketika itu menjawab kepada teman alasannya karena dengan BBM saya bisa chatting kapan saja dengan siapa saja dan gratis. Kemudian teman saya bilang kenapa tidak menggunakan WhatsApp (WA) yang multi platform? ketika itu saya tidak terlalu menanggapi karena saya sudah puas dengan layanan BBM hehe. Sampai beberapa lama saya belum mencoba WA sampai pada akhirnya suatu hari saya memasang aplikasi ini di smartphone saya dan seketika itu saya langsung jatuh cinta. Ketika memasang WA tidak diperlukan PIN atau harus membuat userid dulu. Ketika dipasang di smartphone seketika itu juga WA bisa digunakan. Karena sifatnya yang multi platform, saya bisa berinteraksi dan berbincang dengan teman-teman lain yang menggunakan brand smartphone yang berbeda-beda. Karena user-nya berkembang pesat dan makin hari makin bertambah, akhirnya Facebook menaruh ketertarikan pada WhatsApp sebagai salah satu anak usahanya. Facebook akhirnya membeli dan sepenuhnya memiliki WhatsApp.
Di WA tidak mengenal iklan. Jadi kita tidak akan diribetkan dan terganggu dengan wira-wiri iklan yang masuk di dalam WA. Namun begitu WA memungut biaya tahunan dengan memberikan layanan gratis di tahun pertama, setelah itu kita harus membayar biaya tahunan seandainya masih ingin menggunakan nomor HP yang sama. Biaya tahunannya sangat murah tidak sampai Rp 10rb dibandingkan dengan manfaat yang kita dapatkan dari layanan WA tersebut. Group WA pun jumlah pesertanya bisa lebih banyak dari pada BBM group. Ini lah salah satu keunggulan WA dibandingkan BBM. Dan belakangan WA juga mengeluarkan fitur terbaru yaitu adanya penanda kapan pesan terkirim dan dibaca oleh penerima pesan. Cerita selengkapnya bisa dibaca disini arti tanda centang dobel di WA. Dan juga fitur yang termasuk baru yang ada di layanan WA adalah ketika kita mengirimkan photo, kita bisa memberikan komentar terlebih dahulu pada photo tersebut sebelum photo kita kirimkan ke seseorang atau ke WA group.
Namun begitu menurut saya ada yang masih kurang di dalam WA yaitu tidak adanya fitur Voice dan Videonya. Ketika menggunakan WA hanya bisa chatting tanpa bisa voice dan video call secara gratis. Sering kali ketika chatting kita ingin juga bisa bicara mendengarkan suara bahkan bisa tatap muka dengan lawan bicara kita. Nah ini yang tidak bisa ditemukan di fitur WA. Apakah WA pada nantinya akan mengeluarkan fitur voice dan video call? saya tidak tahu, namun yang pasti vendor mobile messenger yang lain sudah mempunya kedua fitur tersebut tentu saja sebagai tambahan dari fitur utama yaitu mobile messenger.
Line termasuk salah satu pendatang baru di dunia mobile messenger. Walaupun sebagai pendatang baru namun fitur-fitur yang dihadirkan terbilang lengkap. Selain messenger, para pengguna Line juga bisa melakukan voice maupun video call. Line menggabungkan dua cara pendaftaran user yaitu bisa dengan menggunakan no HP atau userid. Sama halnya seperti WA, ketika kita install Line dan menggunakan no HP sebagai penanda, maka ketika orang lain yang mempunyai Line terpasang di smartphone mereka dan no HP nya tersimpan di phone book kita, maka secara otomatis kita bisa melakukan kontak Line dengan mereka. Selain itu kita juga bisa membuat userid di Line. Dengan demikian seseorang bisa menambahkan kontak userid tanpa harus mengetahui atau menyimpan terlebih dahulu no HP kita di phone book mereka.
Sama halnya dengan BBM dan WA, Line juga menyediakan group chatting. Sebenarnya fitur yang ditampilkan hampir-hampir mirip. Di Line juga ada penanda kapan pesan yang kita kirimkan dibaca oleh teman kita, yaitu dengan tanda “Read” atau “Baca” tergantung dari setting bahasa yang kita gunakan. Hanya saja kelebihan Line adalah mempunyai fitur voice dan video call sekaligus. Dan satu lagi Line mempunyai versi desktop yang tidak dijumpai di BBM dan WA. Kita bisa install Line di dekstop atau PC dengan fitur yang sama persis dengan Line versi mobile. Line gratis tidak memungut biaya langganan seperti halnya WA. Namun di Line sama seperti di BBM menampilkan iklan baik melalui penjualan stiker ataupun penampilan Rekomendasi Akun Resmi yang kadang tidak hanya akun-akun milik para selebritis yang ditampilkan tetapi juga akun produk komersil.
Dari sisi stabilitas sambungan voice dan video call-nya Line, menurut saya masih kurang begitu mulus. Sering kali ketika saya melakukan sambungan dengan menggunakan voice call, tiba-tiba di tengah pembicaraan sambungan terputus dengan pesan “sambungan tidak stabil” walaupun koneksi internet di tempat saya dan lawan bicara sama-sama full. Atau ketika saya melakukan sambungan video call, kualitas video yang ditampilkan kurang begitu jernih, walaupun kamera depan di smartphone saya dan lawan bicara sudah megapixel bukan VGA. Dan koneksinya kadang-kadang terputus di tengah-tengah pembicaraan sama halnya seperti ketika melakukan voice call. Terlepas dari kekurangan-kekurangan yang ada sekarang ini, Line pantas diacungi jempol karena sudah mampu menghadirkan 3 layanan sekaligus yaitu messenger, voice dan video call dalam aplikasi mobile messenger mereka. Dan saya yakin mereka akan terus melakukan perbaikan-perbaikan kualitas fitur-fitur tersebut.
Saya kenal dengan Telegram baru beberapa bulan belakangan saja. Pernah suatu ketika salah satu teman saya tanya,”sudah coba Telegram?”. Dan lucunya saya jawab kenapa harus kembali ke masa lalu untuk mengirimkan pesan? bukannya telegram sudah kuno dan tidak pernah dipakai lagi sekarang. Saya ingat menerima telegram dari keluarga saya sekitar tahun 1998, atau 16 tahun yang lalu. Waktu itu saya sedang berada di Duri, Riau dan mendapat kabar melalui telegram kalau ayah saya sedang sakit di Jogja. Belakangan saya baru tahu yang dimaksud teman saya dengan Telegram adalah salah satu layanan mobile messenger. Wuihh banyak banget yah aplikasi mobile messenger sekarang hehe.
Karena penasaran dan ingin mencoba, saya pun memasang Telegram di smartphone saya. Sekilas fitur-fitur Telegram hampir mirip dengan WA, tidak perlu membuat userid, secara otomatis Telegram aktif hanya dengan menggunakan no HP dan secara otomatis pula teman yang no HP-nya tersimpan di phone book kita dan mereka memasang Telegram di HP mereka, otomatis akan menjadi kontak Telegram kita juga. Bahkan kalau saya perhatikan stiker atau emoticon yang ada di Telegram sama persis dengan yang ada di WA. Di Telegram kita juga bisa melakukan group chatting. Apakah orang di balik Telegram dulunya yang mendesain WA? saya kurang tahu, mungkin itu hanya perkiraan saya saja.
Yang membedakan dari WA dan layanan mobile messenger lainnya adalah Telegram gratis sama sekali dan tidak ada iklan, paling tidak sampai saat ini. Bagaiman strategi bisnis mereka ke depannya? bagaimana mereka mendapatkan revenue atau keuntungan? saya kurang tahu juga hehe. Telegram murni hanya mengusung fitur messenger, tidak ada voice dan video call. Di Telegram tidak ada tanda kapan pesan dibaca oleh teman. Tandanya masih seperti WA sebelumnya yaitu tanda centang satu dan tanda centang dobel. Namun begitu kalau saya bandingkan dengan layanan messenger yang lain, pesan yang saya kirimkan melalui Telegram sampainya lebih cepat ke teman dari pada ketika saya mengirimkan pesan ke teman saya ini melalui WA, BBM atau Line.
Saya lebih sering menggunakan Skype untuk melakukan video call karena menawarkan kualitas video yang jernih dan suara yang jelas dengan sambungan atau koneksi yang lebih stabil dibandingkan dengan layanan sejenis. Sebelum dibeli oleh Microsoft pun Skype sudah merajai di dunia VOIP (voice over internet protocol). Walaupun Skype dilengkapi dengan fitur untuk mengirimkan pesan atau chatting namun sangat jarang sekali saya menggunakan fitur ini. Mungkin dikarenakan tidak seinteraktif dengan layanan sejenis seperti yang ditawarkan BBM, WA, Line atau Telegram. Untuk bisa menggunakan Skype, kita harus membuat userid.
Panggilan voice dan video melalui Skype gratis ketika kita melakukan panggilan ke sesama Skype user. Ketika kita ingin melakukan penggilan ke no tilpon, maka kita harus membeli kredit (atau pulsa) di Skype dan diberlakukan tarif per menit yang besarannya tergantung dari negara dimana no tilpon yang ingin kita hubungi tersebut terdaftar. Untuk mengetahui lebih detail tarif sambungan tilpon yang dikenakan oleh Skype bisa dilihat disini http://www.skype.com/en/rates/. Kita juga bisa mengirimkan SMS dari Skype ke no HP dengan ketentuan tarif seperti yang disebutkan di URL di atas.
Perbedaan panggilan voice Skype dan Line adalah sebagai berikut: kalau Line hanya bisa digunakan dengan sesama pengguna Line. Untuk saat ini Line voice call tidak bisa digunakan untuk menilpon no HP atau no landline. Sedangkan Skype voice bisa digunakan untuk menilpon ke sesama pengguna Skype dan juga bisa dipakai untuk menilpon no HP dan no landline. Keuntungannya sangat dirasakan ketika kita melakukan panggilan melalui Skype dari luar negeri untuk menghubungi keluarga atau orang-orang tercinta yang berada di tanah air, karena tarifnya akan jauh lebih murah dibandingkan ketika kita menghubungi mereka melalui sambungan tilpon biasa.
End of Story……
Di antara beberapa layanan yang dihadirkan oleh aplikasi-aplikasi yang sudah saya sebutkan di atas, aplikasi mana yang saya gunakan? terus terang saya menggunakan semuanya untuk keperluan menjalankan bisnis saya, karena saya ingin mengantisipasi dan mengakomodasi para pelanggan atau calon tamu yang bisa jadi menggunakan aplikasi mobile messenger yang berbeda-beda. Namun begitu untuk menghubungi orang yang saya cintai biasanya saya lebih sering menggunakan Skype untuk video call, Line untuk voice call dan WhatsApp untuk berkirim pesan. Ketika pesan yang saya kirimkan pending, saya menggunakan Telegram dan BBM untuk mengirimkan pesan berikutnya. Kalau jaringan sudah kembali normal, biasanya saya kembali menggunakn WhatsApp untuk berkirim pesan dengan dia.
Kalau anda, aplikasi mobile messenger mana yang sering anda gunakan?